Dalam berbisnis, profit selalu menjadi yang terdepan. Hal ini bisa dimengerti karena tanpa keuntungan yang memadai, perusahaan tidak akan bisa bertahan. Namun, di Royal Golden Eagle, untung dalam segi finansial bukan menjadi segala-galanya. Masih ada berbagai hal yang mereka perjuangkan seperti sustainability framework.
Source: RGEI
Royal Golden Eagle (RGE) merupakan sebuah perusahaan manufaktur berbasis sumber daya alam. Pendirinya ialah pengusaha Sukanto Tanoto. Ia merintisnya pada 1973 dengan nama Raja Garuda Mas. Sejak saat itulah, RGE mulai memanfaatkan beragam hasil bumi Indonesia yang berlimpah menjadi produk dengan nilai tambah yang bermanfaat besar.
Ragam bidang usaha Royal Golden Eagle sangat variatif. Bidang industri yang dikerjakan mulai dari sektor hulu yang meliputi pengembangan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pemanenan hingga pengolahan menjadi produk.
Keahlian utama RGE adalah menanam dan memanen pohon tanaman industri serta mengembangkan sumber daya energi. Perusahaan yang dulu bernama Raja Garuda Mas ini juga bergerak di berbagai sektor yang memproduksi dan mendistribusikan beragam produk berkualitas.
Secara nyata, kelompok usaha Royal Golden Eagle dibagi menjadi lima segmen utama. Perusahaan tersebut adalah APRIL & Asia Symbol yang bergerak dalam bidang pulp and paper. Selain itu, ada Asian Agri & Apical yang berkecimpung di industri kelapa sawit.
Ada pula perusahaan di bawah RGE yang mengelola industri selulosa khusus, Bracell. Itu masih dilengkapi dengan Sateri yang menjalankan industri Viscose Staple Fibre dan Pacific Oil & Gas yang mengembangkan sumber daya energi.
Dengan banyak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang berbeda tersebut, jangkauan Royal Golden Eagle sangat luas. Mereka beroperasi di tujuh negara berbeda, mulai dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Tiongkok, Brasil, Kanada, hingga Finlandia.
Bukan hanya itu, Royal Golden Eagle juga sanggup membuka lapangan kerja untuk 60 orang karyawan. Aset mereka pun mencapai 18 miliar dollar Amerika Serikat sehingga layak disebut sebagai korporasi skala internasional.
Akan tetapi, meski sudah menjadi raksasa sumber daya alam, kepedulian terhadap berbagai pihak telah mendarah daging di Royal Golden Eagle. Di dalam tubuh RGE, praktik berkelanjutan sudah menjadi kewajiban dalam operasi semua perusahaan sehari-hari.
Oleh karena itu, sustainability framework dihadirkan oleh RGE. Ini merupakan kerangka kerja yang secara nyata memperlihatkan keseriusan grup yang sebelumnya bernama Raja Garuda Mas ini dalam menjaga kelangsungan alam maupun bisnisnya.
Dalam praktik nyata, sustainabilty framework berlaku untuk semua anak perusahaan Royal Golden Eagle. Mereka harus menjadikannya sebagai bagian dari operasi keseharian perusahaan. Bukan hanya itu, semua rekanan RGE yang memasok serat kayu, kayu dan bubur kertas diwajibkan untuk memerhatikan praktik berkelanjutan yang dijalankan. Jika tidak mau menjalankannya, maka RGE memilih untuk menghentikan kerjasama demi menjaga tanggung jawab kepada alam, negara, dan masyarakat.
BENTUK SUSTAINABILITY FRAMEWORK
Sustainability Framework diwujudkan secara nyata oleh Royal Golden Eagle dengan beragam jenis kepedulian terhadap masyarakat, iklim, dan negara. Ini selaras dengan prinsip kerja yang ditekankan oleh pendirinya, Sukanto Tanoto.
Ia menegaskan bahwa semua perusahaan di bawah naungan RGE harus mampu memberi manfaat. Royal Golden Eagle wajib berguna untuk masyarakat, negara, perusahaan sendiri, dan iklim. Poin terakhir merupakan perwujudan kepedulian RGE terhadap global warming yang melanda dunia.
Source: RGEI
Kepedulian Terhadap Masyarakat
Sustainablity framework yang dijalankan oleh Royal Golden Eagle terkait pemberian manfaat untuk masyarakat terbagi menjadi dua poin utama. RGE berusaha untuk memberikan dukungan kepada komunitas di sekitarnya untuk maju. Selain itu, korporasi yang pernah bernama Raja Garuda Mas ini selalu berupaya menghormati hak-hak masyarakat hukum adat maupun wilayah yang ditempati.
Kala melakukannya, RGE menjalankannya secara proaktif. Mereka yang berusaha mendatangi masyarakat secara langsung untuk memberikan beragam bantuan. Tujuan yang hendak dicapai merupakan pengurangan kemiskinan di desa-desa di sekitar area operasional perusahaan.
Misi Royal Golden Eagle hendak dicapai dengan beragam upaya serius. Beberapa di antaranya adalah penciptaan lapangan kerja, pemberian akses yang lebih baik ke pendidikan yang berkualitas, pemberdayaan masyarakat, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat pedesaan.
Selain itu, Royal Golden Eagle juga mendidik masyarakat untuk mandiri. Mereka diibaratkan tidak hanya mau memberi umpan saja, namun juga memberikan kail. Maka, RGE menggelar kegiatan Community Social Responsibility yang proaktif khususnya program inkubasi bisnis kewirausahaan di pedesaan serta sistem pertanian terpadu.
Bersamaan dengan itu, Royal Golden Eagle juga memasukkan petani plasma dan UMKM ke dalam rantai pasok perusahaan. Ini akan menjadikan rakyat sekitar sebagai partner kerja bagi RGE yang saling menguntungkan.
Sementara itu, terkait penghormatan terhadap hak masyarakat adat dan komunitas lokal, RGE mendasarkan kegiatannya dengan prinsip hak asasi manusia. Tidak akan ada praktik kekerasan yang dilakukan. Jika tercipta konflik, semua diatasi dengan dialog yang transparan dan terbuka.
Selain itu, Royal Golden Eagle juga berusaha menjalin relasi dengan pemangku kepentingan termasuk kelompok masyarakat, pemerintah, konsumen dan masyarakat madani di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Semua diupayakan agar harmoni tercipta.
Oleh karena itu, Royal Golden Eagle tidak pernah menghalangi pelaksanaan hukum adat maupun penananam lahan yang legal. RGE akan menghormati kearifan lokal yang berada di sekitar area lokasi perusahaan.
Kepedulian Terhadap Perusahaan
Source: RGEI
Tidak ada artinya jika sustainablity framework hanya dilakukan untuk pihak eksternal di luar perusahaan. Para karyawan yang ada di dalam RGE bisa merasa diperlakukan tidak adil. Oleh karena itu, mereka juga berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, produktif dan kondusif di seluruh rantai pasok mereka. Hal itu diperlukan supaya karyawan dapat berkontribusi dan memajukan perusahaan.
Wujud nyata dari semuanya terdiri dari beberapa poin. RGE menghargai deklarasi International Labour Organization tentang prinsip-prinsip fundamental dan hak-hak di lingkungan kerja. Selain itu, mereka juga menjamin penerapan praktik-praktik terbaik dalam perekrutan tenaga kerja, memenuhi ketentuan hukum, dan berbudaya
Bukan hanya itu, di dalam RGE dipastikan ada kebebasan berserikat dan penghargaan terhadap kebhinekaan di tempat kerja. Fasilitas kerja yang aman dan higienis, perlindungan kesehatan dan keselamatan pekerja, hingga para pemasok/sub kontraktor juga diperhatikan.
Selain itu, dapat dipastikan tidak akan ada praktik pemaksaan kerja anak di bawah umur maupun segala jenis perbudakan. Semua bentuk diskriminasi, pelecehan, dan pemaksaan tidak ditoleransi sama sekali.
Kepedulian Terhadap Alam
Source: RGEI
Pemanasan global yang kian lama semakin parah melanda dunia juga menjadi perhatian bagi Royal Golden Eagle. Tak aneh, dalam sustainability framework, kepedulian terhadap alam ikut dimasukkan.
Wujud nyatanya terbagi menjadi beberapa poin besar. Sebagai perusahaan yang berbasis terhadap sumber daya alam, Royal Golden Eagle ingin memberi contoh dengan melaksanakan praktik operasi usaha yang bertanggung jawab.
Mereka rajin melakukan konservasi dan restorasi hutan alam. Salah satunya diwujudkan dengan restorasi ekosistem lahan gambut di Riau. Untuk melakukannya, Royal Golden Eagle tak segan untuk menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat, komunitas lokal, dan pemerintah setempat.
Demi menjaga kelestarian hutan, Royal Golden Eagle tidak pernah melakukan penebangan hutan alam. Suplai bahan baku produksi mereka peroleh dari hutan tanaman industri yang diperbarui secara berkala sehingga terus berkelanjutan.
Pengelolaan lahan gambut juga menjadi perhatian penting dalam sustainability framework. Manajemen khusus diberi tanggung jawab dalam mengelola lahan yang rentan rusak ini. Semua dilakukan demi upaya mengurangi jejak emisi karbon yang penting bagi kelestarian alam.
Terkait kepedulian terhadap alam, RGE berlaku tegas terhadap mitra kerjanya. Mereka memastikan partner kerja seperti penyuplai bahan baku menjalankan praktik-praktik berkelanjutan. Contoh nyata dilakukan untuk penyedia kayu serpih dan pulp. Royal Golden Eagle melarang dua hal tersebut diperoleh dari hutan yang bernilai konservasi tinggi, berasal dari hutan kayu langka, serta harus diperoleh secara legal.
Semua itu memperlihatkan tanggung jawab besar Royal Golden Eagle terhadap perusahaannya sendiri, masyarakat, negara, hingga alam. Sustainability framework merupakan wujud nyatanya.