Skripsi sudah kelar?
Gimana skripsi?
Kapan sidang?
Kapan lulus?
Kok skripsi kamu enggak selesai sih?
Kapan wisuda?
Sudah Bab berapa?
Tinggal berapa Bab?
Pertanyaan diatas adalah beberapa dari beribu pertanyaan ‘menusuk’ bagi para mahasiswa tingkat akhir. Menusuk batin, menusuk keheningan diri. Gue yakin, pertanyaan itu pasti pernah di lontarkan kepada senior kalian.
Dan gue ngerasain sendiri bagaimana menusuknya pertanyaan seputar skripsi dan dedengkotnya. Pertanyaan tersebut bukan mengejek loh, tapi mereka-mereka yang bertanya menaruh perhatian kepada kalian. Meskipun agak panas ketika pertanyaan itu dilontarkan, gue kembali sadar akan niat awal kuliah. Ya, gue niat kuliah demi membanggakan orangtua, demi kemajuan bangsa, dan tentu saja karena Allah SWT. Kalau bukan karena ketiga hal tersebut, gue udah kabur ke dunia seberang HAHAHAHA
Jujur saja, dari SMK gue masuk jurusan tidak sesuai keinginan, tapi pada akhirnya gue bisa bertahan dan lulus dengan nilai cukup bagus dan prestasi yang bisa membuat Mamih-Papih bangga. Apa kuncinya? Kembali lagi kepada niat. Niat gue sekolah ya untuk membanggakan Orangtua.
Setelah lulus dari SMK, ada dua pilihan. Kerja atau kuliah. Gue penginnya kerja, tapi kata Mamih-Papih, mending kuliah saja daripada sakit-sakitan di tempat kerja. Dan pada akhirnya gue memutuskan untuk mengikuti keinginan mereka.
Sebenarnya sulit jika kuliah bukan karena keinginan diri sendiri, tapi keputusan harus segera di ambil dan gue lebih memilih kuliah di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Banyak yang beranggapan gue masuk UMJ karena enggak lulus masuk UIN. Lah, gue enggak tertarik masuk UIN, genk. HAHAHAHA
Hari demi hari gue lewati perkuliahan dengan IPK yang cukup baik, keaktifan diorganisasi, serta bersahabat dengan mahasiswa antar fakultas sekalian nyari jodoh . Dan tibalah masuk semester tujuh, dimana Magang, KKN, dan Seminar Proposal Skripsi sudah menunggu.
Pada semester tujuh itu, Mamih sempet nanya “Kak, kamu kapan sih lulus. Kok lama banget” . Jawaban gue “YaAllah miiihhh, baru semester tujuh, belom mulai skripsiiii”
Baru masuk semester tujuh aja gue udah disuruh cepet-cepet lulus. Stress enggak? Stress 🙁 . Sebenarnya Seminar proposal skripsi mau diambil semester delapan saja, tapi teman-teman seangkatan sejurusan banyak yang ikut di semester tujuh, jadinya gue ikutan deh.
Setiap keputusan yang diambil pasti ada resikonya. Berani memulai, harus segera mengakhiri.
Teman-teman seangkatan gue ternyata ada yang berambisi bisa lulus dalam waktu 3,5 tahun. Yang berarti kurang dari lima bulan sudah kelar skripsi !!! Jujur, gue enggak yakin bisa lulus secepat itu, dilihat dari kurang nafsunya gue mengerjakan skripsi karena teman-teman enggak ada yang bantu menyemangati. Ada satu waktu gue benar-benar butuh semangat dari sahabat dekat, tapi ternyata doi sibuk memenuhi ego sendiri, yaitu lulus 3,5 tahun.
Gue sebut sahabat, karena kalau ada butuh apa-apa, doi minta ke gue. Mau ketemu pacarnya, ikut gue pulang dan nanti baru dijemput pacarnya. Sampai pernah kehujanan, gue pinjemin kancut baru gue. Jadi, cocok ‘kan gue menyebutnya sebagai ‘sahabat’? Dan, ya, enggak ada sedikitpun perhatian dan semangat dari doi ketika gue stuck di tempat.
Datang lagi pertanyaan dari Mamih ‘Skripsi kamu udah selesai, kak? Cepetan selesai, biar Mamih bisa jalan-jalan’
YAELAH, MIIIHHHHH MAU JALAN-JALAN AJA NUNGGUIN GUE KELAR SKRIPSI.
Dan gue tambah frustasi ketika bulan April kemarin 3 orang teman dari satu angkatan sudah di wisuda! Meskipun ada rasa gimanaaa gitu, gue tetap datang pas mereka sidang, ngucapin selamat sudah lulus dan menjadi sarjana.
Tidak cuma itu, keterpurukan gue bertambah ketika ngerjain skripsi tidak sinkron dengan dosen pembimbingnya. DosPem tidak bilang harus ini itu pas mau wawancara, gue buta dijalan. Nanya ke teman malah bikin lebih runyam. DosPem sangat memberikan kepercayaan kepada gue perihal wawancara dan analisis. Kepercayaan dosen pembimbing rasanya berat banget gue jabanin dalam pengerjaan skripsi ini. Mau nangis darah rasanyaaa.
Gue tipe orang yang kepikiran tapi enggak di kerjain.
Jadi stress aja gitu tanpa ngerjain skripsi hahaha. Mau buka laptop, kuingat skripsi. Mau buka microsoft office di tablet, ingat skripsi. Buka email, ingat skripsi. Mau jalan sama kamu, kuingat skripsi. fiuhh.
Tiba-tiba pada sebuah makan malam keluarga, Papih bilang “Kuliah selesai nanti Papih beliin mobil satu”
WHAAATTT MOBIL??????ALPARD?ATAU LAPARD?
Rasanya mau terbang ke Korea pas Papih bilang begitu. wakakakaka Gue jawab aja, “Iya, mobil ya nanti. Kan motor buat kuliah, kuliah udah mau kelar” .Seketika semangat gue membara dalam emngerjakan skripsi tercintah.
Skripsi dan Mobil. Dua senyawa yang berbeda tapi memiliki keterikatan.
Tiap update twitter, gue selalu nge-tweet “Ayo Mia, kerjain skripsi. Nanti dapat mobil” atau “Kerjain skripsi berhadiah mobil”
Tapi gue sadar, Papih bukan Presiden yang bisa beliin anaknya mobil baru. Gue sadar, dibeliin mobil sama Papih itu mustahil, karena cicis mereka bukan cuma buat gue, tapi ada dede. Tapi gue tetap menyemangati diri dengan ‘pamer’ ke orang lain bahwa gue bakal dibeliin mobil. PADAHAL NAIK MOTOR KOPLING AJA KAGA BISA, MASA IYA DIBELIIN MOBIL. hmmm
Dan, semangat gue masih membara meskipun gue tersadar dari kefanaan sebuah mobil. Ditambah ada teman yang sudah lulus, tapi masih mau perhatian kepada teman-temannya yang belum kelar skripsi, termasuk gue.
Pada akhirnya, skripsi gue kelar dan sudah ditandatangani DosPemb sekitar bulan Mei, tapi baru eksekusi untuk daftar sidang, Bulan Juli yang lalu. Dan alhamdulillah akhirnya tanggal 4 Agustus 2016, sidang skripsi telah dilaksanakan dan dinyatakan LULUS!!!!
Lega? Tentu. Bahagia? Sudah pasti.
Dan, jangan lupa minta doa kepada setiap orang. Gue biasa nongkrong di pos satpam, jadi tiap mampir, selalu bilang “doain ya biar skripsinya lancar” , ke teman-teman di dunia maya pun demikian. Selalu minta didoakan. InsyaAllah, segala sesuatunya lancar sampai sidang skripsi.
Dalam mengerjakan skripsi itu butuh niat dan semangat. Jika temanmu belum selesai skripsinya, jangan tinggalkan dia. Ajak diskusi, dan bantu ketika kesulitan. Ulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan, tapi jangan terlalu berharap mendapatkan uluran tangan ketika kamu kesulitan.
Semangat buat kalian yang masih berusaha lepas dari jerat skripsi, aku selalu berdoa agar kalian diberi kemudahan dalam mengerjakannya.
With love,
Mia Fajarani, S.Ap
Eaaaa… Ada mirip-miripnya dikit sama kisahku, hahahaha. Kendala terbesarku kemauan nih. Sudah berkali-kali ingin hengkang dr kampus :(((
ayo, selesaikan, Ka Ilh. Aku mendukung dan selalu mendoakanmu dari jauh hehehe
Wakakakka.
Mia ah.
gue ngerjain skripsi dari bab 1 sampe skrg udah bab 5 ngga sampe sebulan. gimana sih, Mia.
gue juga beli mobil pake duit sendiri pula. Ah, Mia.
Semangat dong skripsinya.
mobilnya nggak usah dipikirin, yang penting skripsi selessai terus wisuda deh.
wkwkw sudah kelaar skripsi nya ka benaaaa.
Iya, mobil mah nanti dibeliin kok. wkwk sekarag mah yang penting semangat ngerjain skripsi ya dari mobil beserta kawan-kawannya
Alhamdulillah ya mbak mia akhirnya skripsinya diterima, semoga ilmunya bermanfaat utk orang lain ya mbak.
Btw, cerita kita hampir sama ya mbak, soal masuk kuliah karena orang tua. Saya pun merasakan hal seperti itu sekarang. Tapi saya berharap semoga saya bisa seperti mbak mia, kuliah dengan ikhlas demi kedua orang tua *maaf jadi curcol mbak* 😀
amiiin. terima kasih ya.
Wah, semoga tetap istiqomah ya. yang penting sekolah itu ibadah #eh haha ikhlas ya Rob, ikhlas, insyaAllah berkah deh
S.Ap kepanjangannya apa tuh mi? Siap2 sama pertanyaan kerja di mana yak. ?
Sarjana Administrasi Publik, Da. hehe wah sudah pasti itu pertanyaan. Enggak akan ada habisnya hahah