Tentang sebuah cerita yang tak pernah terjadi, tentang janji yang dibuat namun tidak ditepati.
Pertama kali dalam sejarah, kegundahan rasa dicurahkan pada satu rangkaian panjang agar perasaan sedikit terasa lega jika menceritakan semuanya.
Tentang kamu yang hadir dan menghilang di waktu yang tak tepat.
Setiap cerita memiliki permulaan yang dirangkai indah tanpa ada sedikit cacat dari masing-masing individu. Setiap asa yang terkumpul, menjadi janji yang tak pernah ditepati. Untuk setiap tempat yang dijajaki, ku tak mau lagi kembali.
Ada sebuah lirik lagu yang jika terus diperdengarkan menjadi sebuah penyemangat untuk bisa kuat, tegar, dan tabah menjalani cerita-cerita hidup selama 2024. Tegarlah diri walaupun perih, berjalanlah lagi sejauh mungkin.
- Ketegaran hati memang tidak bisa datang secara sukarela, harus dipecut pada sebuah peristiwa yang mampu membolak-balikkan keadaaan dan perasaan hati. Tegar itu harus diciptakan, sebagai pengingat bahwa kejadian yang lalu akan menjadi pembelajaran untuk dirimu yang pernah terjatuh, terluka, dan terobati.
- Berjalan meninggalkan luka, atau berjalan menyembuhkan luka? Semua kemungkinan bisa saja terjadi, apapun keadaannya semua keputusan ada ditanganmu. Mau meninggalkan atau menyembuhkan? Efek samping dari dua mata pisau yang bisa menyakitkan jiwa itu akan selalu menghantui, efek mana yang akan kau jalani?
Pada sebuah janji yang tak pernah ada masa depan didalamnya, hubungan itu hadir atas dasar kesukarelaan dan ketertarikan. Bukan tentang prospek masa depan, atau tentang apa yang akan kita lalui di waktu yang mendatang pada jenjang dan status yang berbeda.
Fase naik dan turunnya kehidupan pasti akan tetap terjadi, hanya saja kau tak lagi menemani. Bukan lagi menjadi pundak lembut yang bisa selalu kusinggahi atau dekapan hangat yang selalu kucari. Pada masa ini, akan kuanggap kau tak lagi hadir. Kau tak lagi ada. Kau hanya sebuah kejadian masa lalu.
Keputusan berhenti bergerak dilakukan secara mendadak ketika semua berjalan dengan semestinya, canda tawa yang masih hangat, tidak ada tarik ulur, tidak ada yang menjadi si paling mencari. Kebersamaan terjadi atas dasar suka rela dan ketertarikan, bukan tentang masa depan atau apa yang akan dilakukan pada waktu mendatang.
Timbullah sosok individu yang terus bertanya mengapa dan ada apa, sedangkan di sisi lain ada individu yang menganggap langkah tersebut adalah yang terbaik sebelum semua terlambat.
Kau meminta kasih sayang, kuberikan semua dunia. Kau tak mampu, kuberikan semua kesempatan. Salahkah jika semua ada konsekuensinya? Atau kau tak mampu menampung konsekuensi atas semua kemungkinan yang terjadi? Setiap langkah mengingatkan tentang kebersamaan.
Seluruh keluh kesah, keputusasaan, dan rasa lelah yang dirasakan, kau bersedia menjadi pendengar setia yang selalu menyediakan pundak untuk disinggahi hingga akhirnya semua berlalu dan matahari kembali cerah menyinari langit Jakarta pagi ini. Setiap langkah mengingatkan tentang kebersamaan.
Harus mengakhiri sebelum memulai rasanya lebih menyakitkan dari sebuah hubungan jangka panjang yang kandas ditengah jalan.
Banyak pertanyaan aneh bermunculan, banyak kesimpulan tentang yang ditinggalkan, dan banyak alasan mengapa bisa terjadi. Tentang masa lalu dan masa depan yang tak akan bisa bersatu dan berjalan seirama.
Hari-hari dilalui dengan banyak pertanyaan, apakah sudah ada yang menjadi “si paling kamu sayangi”? Apakah memang tidak seberharga itu untuk bisa kau hilang begitu saja ketika semua baik-baik saja? Apakah memang tidak berkesan atas setiap pertemuan yang dilakukan?
Seiring terus bertambahnya pertanyaan, akhirnya memutuskan untuk tetap berjalan tegar, teguh dan terus berjalan tanpa henti untuk sedetikpun mengingat yang telah diakhiri. Hidup berjalan kembali pada porosnya meski beberapa hal tak lagi sama. Ada ikrar yang diucapkan untuk tak lagi mendekati setiap jengkal kabar burung tentangmu.
Atas segala pertanyaan yang muncul, kesimpulan bodoh yang dilakukan, keputusasaan yang terjadi hingga kesedihan yang tak kunjung berakhir, kau hadir kembali memberikan kejelasan yang selama ini dicari untuk pertanyaan-pertanyaan yang tak ada jawabnya.
Penjelasan mengapa kau menghentikan semua perjalanan ini. Penjelasan tentang apa yang terjadi dan konsekuensi apa yang kamu hadapi.
Bukan aku yang salah, bukan aku yang kurang. Tapi memang kita bertemu diwaktu yang tidak tepat pada satu usia yang terhitung cukup matang dan dewasa meski menghadapi situasi seperti ini masih seperti anak belia.
Hope you are doing okay, Lo.
Live your life to the fullest, and I do live my life liked I used to be with or without you.
See you in the next life, next chapter and new side both our side, CHS.