Aku dan Hipotensi berada pada sebuah lingkaran yang dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki darah tinggi atau hipertensi.
Aku hipotensi, kamu hipertensi. Kita serasi, bukan?
Hipotensi adalah keadaan ketika tekanan darah di dalam arteri lebih rendah dibandingkan normal, sedangkan hipertensi adalah kebalikannya.
Awalnya, gue mengira tekanan darah rendah adalah anemia, ternyata berbeda. Anemia adalah kondisi tubuh yang kekurangan sel darah merah, sedangkan hipotensi adalah tekanan darah rendah. Seseorang dikatakan terkena hipotensi adalah ketika tekanan darahnya 90/60 dari tekanan darah normal 120/80.
Tidak semua yang mengalami hipotensi merasakan berbagai gejala, tapi jika tekanan darahnya sangat rendah bisa saja mengalami hal-hal berikut ini yang dikutip dari situs alodokterdotcom :
- Jantung berdebar kencang atau tidak teratur.
- Pusing.
- Lemas.
- Mual.
- Pingsan.
- Kehilangan keseimbangan atau merasa goyah.
- Pandangan buram
Gejala hipotensi dan anemia memang mirip-mirip beda, cara mengetahui terkena hipotensi ya tentu mengukurnya menggunakan tensi darah.
Bagaimana gue bisa mengalami hipotensi???
Pada pertengahan bulan November 2015 yang lalu, gue mengerjakan proposal skripsi hingga jam 3 pagi. Sedangkan jam delapan pada hari yang sama ada UAS hingga jam satu siang, dan proposal akan diujikan pada jam 3 sore dan baru sampai rumah sekitar jam 9 malam. Kebayang dong gue tidur cuma berapa jam?
Lalu gue merasakan pusing tapi masih bisa beraktifitas, lemas dan lemah tak bertenaga, merasa goyah dan perlu pegang tangan kamu, pandangan buram alias tak jelas, mual tapi sekedar mual tanpa mau uweek selama tiga hari. Karena sudah bosan dengan sakit yang itu-itu terus, dikasih obat masih tetap sama, akhirnya gue memutuskan untuk ke dokter. Dan hasil diagnosa dokter memang hipotensi, dianjurkan untuk tidur malam cukup, jangan begadang, makan yang teratur, cukup olahraga dan istirahat.
Hipotensi yang terjadi sudah berulang kali. Biasanya cukup minum suplemen penambah darah saja sudah membaik, tapi jika masih sama saja periksakan ke dokter dan diberikan obat yang lebih jelas resepnya.
Aku dan Hipotensi yang dikelilingi orang-orang dengan hipertensi.
Lucu ketika gue mengetahui hipotensi, padahal Mamih punya darah tinggi. Biasanya darah tinggi itu bisa menurun ke anaknya, bukan? *Lalu, aku anakmu, bukan Mih??* Selain itu, gue rasa kebanyakan tidur, pas masih kuliah pun gue ke Mushollah pas jam belajar untuk sekedar memejamkan mata 30 menit saja, tapi masih dibilang kurang tidur. HAHAHA
Meskipun dalam keadaan yang lemah, aktifitas permotoran pun masih berjalan dengan selamat sentosa walau kecepatan berada dibawah normal. Gue selalu siap sedia suplemen penambah darah jika memang dirasa kurang tidur dan terlalu banyak aktifitas. Ciri-ciri hipotensi yang paling bisa gue tebak adalah kepala gue sakit, tapi gak berat dan masih bisa beraktiftas seperti biasa, wong naik motor ke kampus aja nyampe dengan selamat, kalau sudah lemas, buka tutup botol air mineral pun tak bisa, sampe nyanyiin lagunya Park Hyo Shin kaga bisa cyiiinnn.
Namun ketika aku terlalu lemah dan tak bisa apa-apa tanpamu, aku pergi ke dokter lalu diomelin sama Papih dan Mamih “Kamu begadang mulu depan laptop!” dalam hati gue nyautin “Pih, Mih, ada oppa yang mesti ku begadangi” HAHAHAHAHA
Selalu saja ada godaan untuk tidur larut, salah satunya menunggu link streaming EngSub drama korea atau chatting dengan kamu. Ah, kedua hal itu yang tak mampu ku tolak.
Intinya, ikuti saran dokter, perbaiki pola hidup, dan semoga kamu adalah apa yang dia cari. Mari hidup sehat, jangan melulu memperjuangkan Oppa, tapi perjuangkan Dia.
Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas per hari, sesekali minum kopi agar memacu peningkatan degup jantung sehingga tekanan darah akan meningkat. Twrimakasih artikel tentang hipotensi, sangat berguna bagi orang awam, sehingga dapat tau apa tyang dikerjakan agar cepat sembuh.