Kemana harusnya aku datang ?
Sudah penah ku menuju singgasanamu, namun nyatanya tak kau sapa sedetikpun senyum yang ku persembahkan untukmu.
Pergi ? Aku tahu kemana seharusnya aku pergi.
Jika bukan kedalam pelukanmu, kemana lagi harus aku cari tempat untuk berlabuh menepikan sisa hidup ini ?
Meskipun aku tak pernah kau anggap, tapi aku adalah aku yang selalu mencoba untuk dapat kau lihat.
Aku berusaha agar kau mau melihat aku ada di sisimu, bahwa aku yang selalu menemani malammu.
Kau tak pernah mengindahkan kehadiranku, sehingga aku tak mampu memiliki suatu tempat untuk ku datangi.
Kemana harusnya aku datang jika semua yang ku persiapkan hancur lebur oleh amarah jiwa ?
Ku rasa, tak ada tempat untuk ku datangi selain kedalam rengkuhan hangat tubuhmu.
Satu pertanyaan yang selalu aku ingin kau jawab langsung didepanku.
Apa aku ini milikmu ?
Apa aku ini kepunyaanmu ?
Namun mengapa kau selalu tutup mata ketika aku bersuara ?