Suatu ketika kau duduk manis ditempatmu berada, dan aku duduk di tempat yang ku namakan adalah surga.
Kau menyapaku indah dengan senyuman mesra, aku menanggapimu dengan tatapan lugu tak bermakna.
Kala ku menatapmu, kurasakan betapa gelisahnya dirimu yang menanti balasan mesra dari ku.
Rindu..
Itu rindu..
Senja menjelang dan kau masih menatapku hangat dengan segelas coklat dimalam yang penat.
Beriringan matahari dan burung-burung menuju peristirahatan nya.
Dan aku pun harus melepaskan tatapan itu.
Sehari saja kau tak menyapaku.. Kurasakan rasa mengganjal dalam hidup.
Apa aku merindukan mu?
Rindu yang tak ku tahu mengapa dapat timbul.
Rindu yang tak ku sangka akan menuju padamu.
Perkenalan kita bukan pada batas seorang pria mencari pujaan hatinya. Maupun seorang wanita mencari pemimpin hidup nya.
Maka aku katakan.. Rinduku bukan berarti cinta padamu.
Terbiasa bersama dalam tawa adalah kita.
Terbiasa bersama dalam duka adalah kita.
Maka ku tarik hikma yang ku cerna dari semua ini.
Rinduku bukan berarti cinta padamu.
Karena aku sayang padamu bukan berarti aku tak mampu merindukanmu.
Posted from WordPress for Android