Meski perbedaan sulit diterima, tapi pada nyatanya, apa yang telah diciptakan oleh Tuhan tentu berbeda-beda. Sama halnya aku dan kamu, yang berbeda namun satu hati, hanya saja Takdir belum menyatukan kita. #halah
Dari masih remaja memasuki dunia sekolah, hingga persimpangan remaja menuju dewasa ini, gue selalu memegang pesan dari Mamih, bahwasannya “Bertemanlah dengan siapapun, tanpa pandang kasta maupun fisik” Karena jujur, memilih-milih berteman itu rasanya seperti apa yang dilakukan Rangga kepada Cinta, Jahat!
Seorang anak dengan prestasi yang sangat cemerlang dan keadaan ekonomi yang baik, tidak ingin berteman dengan seorang anak dengan latar belakang ekonomi keluarga yang memprihatinkan. Bukankah hal ini sebagai bentuk diskriminasi?
Atau seorang mahasiswa yang enggan tersenyum bahkan menyapa seorang Office Boy/Girl, karena kasta yang berbeda. Miris bukan?
Kita diciptakan untuk bersama, mengapa perbedaan itu malah semakin memisahkan kita?
Alhamdulillah, pesan Mamih selalu gue pegang teguh sampai sekarang, tidak peduli dia seorang yang lulusan SD, yang berprofesi jadi pemulung, atau bahkan yang sekolah dijurusan yang berbeda, bertemanlah dengan siapa saja dan dimana saja, yang terpenting jauhi hal-hal negatif.
Ngomong-ngomong berteman, gue punya teman-teman yang sangat bertolak belakang dengan diri gue sendiri. Gue lebih suka kokoreaan, yang satu lagi suka ke-timur-an, dan satu lagi, suka sama pacarnya sendiri. #ehgimana Kita sudah berteman semenjak duduk di kelas satu SMK. Gue dan kedua teman lainnya berbeda jurusan, tapi persahabatan kita lintas satu angkatan, dikenal karena selalu bertiga kemanapun hahaha
Bukan hanya kepribadian, tapi juga ketertarikan pada lelaki berbeda. Gue lebih suka lelaki ganteng, yang satu lagi suka dengan yang tampan rasa timur, dan yang satu lagi, suka yang imut-imut. Hahaha. Jadi enggak ada istilahnya tuh kita TMT alias Teman Makan Teman.
Enggak jamanlah yakan Teman Makan Teman, yang ada tuh sekarang Mantan Makan Teman #lah
Mestinya perbedaan bukan alasan untuk tak saling memahami. – mengapa ini yang terjadi –
Dibalik semua perbedaan, terdapat satu kesamaan diantara kita bertiga, yaitu sama-sama menyukai Teh Hijau Kepala Djenggot.
Awalnya sih enggak ngeh ya kalau mereka ternyata suka the itu juga, tapi karena kita sering berkunjung kerumah masing-masing, jadi tau deh bahwa kita #sehatea.
Eits, sebelumnya, kalian ngeh enggak sih kalau teh hijau yang kotaknya berwarna hijau itu bermerek Kepala Djenggot? Jujur, gue enggak ngeh karena emang enggak perhatiin sih. Kalau lagi bikin teh, ya Cuma ambil satu bungkus, diseduh, langsung glek minum.
Nih, gue kasih tau ya, kalau teh yang ini tuh mereknya Kepala Djenggot. Coba di cek di dapur kalian deh, ada enggak merek teh ini? Karena nih ya, teh ini sudah lamaaaaa banget beredar di Indonesia, sejak tahun 1951. Atau, kalian tanya nenek-kakek atau ibu–bapak dirumah deh, tau teh hijau ini atau enggak. Jawabannya pasti tau.
Karena usut punya usut, teh hijau memiliki banyak manfaat loh, seperti menjaga kesehatan tubuh, melangsingkan badan, melawan sel kanker, mencegah resiko penyakit jantung dan diabetes dan banyak lagi manfaat lainnya.
Kita bertiga punya alasan tersendiri loh kenapa mengonsumsi teh hijau ini. Kalau gue sendiri meminum teh hijau kepala djenggot ini tentu saja untuk menjaga kesehatan tubuh. Karena system immune tubuh yang kadang naik turun kayak katrol tiang upacara, maka wajib banget deh mengkonsumsi teh ini biar tidak mudah terjangkiti berbagai penyakit.
Nah, alasan teman-teman gue adalah untuk merampingkan badan serta mempercantik kulit. Uwuwwu biar digaet banyak cowok yakan. Eh astagfirullah salah satu udah ada yang mau menuju pelaminan, mari doakan agar lancar hahaha
Berbeda namun satu jua. Meski sekarang kami dipisahkan oleh waktu dan profesi yang berbeda-beda, tapi tetap dong kita menyempatkan waktu untuk kumpul bareng selagi ada waktu.
Jadi, kamu punya cerita apa perihal #sehatea dengan sahabat kalian? Share yuk cerita kalian di kolom komentar, atau kalian mau bikin tulisan di blog pribadi juga boleh dongs.
Persahabatan yang #sehatea adalah yang tidak memaksakan ego pribadi, tapi mempertimbangkan kepentingan bersama.
Our friendship is everlasting.
With love,
MF
Gokil.. alus banget masuknya hahahaha
Btw, tagline Mantan Makan Teman itu kok rada familiar ya ngebacanya? Wahahahahahahk!
Sebenarnya yang bikin batas dalam sebuah perbedaan itu manusianya sendiri. Terlalu gengsi buat temenan sama yang ga sederajat sama dia. Padahal, yang sederajat sama dia itu belum tentu mau temenan sama dia. Jiahahah
alus dong, kan pake amplas yang cocok yakan hahahaha.
Eh??? emang familiar ya??/ Pernah ya rad? HAHAHAHAHAHAHAAHAH