Setiap orang memiliki ketertarikan dan kepribadian yang berbeda, dan tidaklah dari kami dapat menyatukan pada satu putusan tanpa adanya musyawarah. Laksanakan sila Pancasila yang ke 4 yaw.
Dan jauh hari saat kami menyesuaikan ittinerary berdasarkan kesepakatan bersama, ada satu point dimana salah satu dari kami akan berpisah. Ya mau apalagi toh? Kan nggak mungkin maksain dia ngikut ke berbagai tempat yang tidak familiar bagi dia. Yes, pada hari kedua di Korea Selatan, tepatnya 13 April 2019, saya dan Ka Didi harus berpisah sejenak dengan Ka Lona. Karena saat itu, ada konser SJ D&E dan Nu’est di Olympic Area! Haaaaaaa Jadi pada malam hari kami merombak jadwal kegiatan dan tujuan, saya dan Ka Didi ke Olympic Area, sedangkan Ka Lona scrolling sendirian mengembara di tengah Kota Seoul.
Ada satu cerita lucu menurut saya ya, Ka Didi ini takut banget nyasar dan hilang arah tak tahu jalan pulang, jadi pada malam hari sebelum berangkat ke Olympic Area Ka Didi meyakinkan lagi “Mi, kamu ngerti kan nanti gimana rute subway-nya?” dan saya jawab dengan penuh percaya diri, “ya tau ka, tenang aja”. Sebenarnya dalam hati juga saya dag-dig-dug ya bawa anak orang muterin Seoul, padahal saya juga baru pertama kali kesana. Hahaha.
Selama di Korea, peta itu penting banget gaes, karena hampir sangat akurat. Tapi mohon perhatikan untuk menggunakan peta dari aplikasi buatan Korea, Seperti Naver Maps atau Kakao Maps. Penting juga kamu download aplikasi Subway Maps untuk mengetahui rute dan stasiun mana saja yang akan dilewati, transit dimana, serta kapan kereta akan tiba di stasiun.
Bermodalkan Kakao Maps, saya dan Ka Didi tiba di stasiun Olympic Area. Dari sini petualangan dimulai.
Yes, setelah menyeberang jalan raya menuju komplek Olympic Area, langsung terlihat ada penjual merchandise Nu’est, beuh Ka Didi langsung belanja padahal belom nemu lokasi pembelian Official Merchandise hahaha. Saat itu, Nuest konser di KSPO Dome sedangkan SJ D&E di Olympic Hall. Alhamdulillah yah, KSPO Dome ini lebih mudah ditemui karena memang gede banget tempatnya, dan ada banner besar Segno-nya Nu’est serta tulisan KSPO. Langsung Ka Didi foto-foto di photobooth MinHyun dan membeli merchandise-nya tanpa antri. Kenapa nggak antri? Nggak tau juga sih kenapa, kami berspekulasi karena para fans sudah beli di konser hari pertama dan kedua. Haha.
Lanjut ke tempat konser-nya D&E, eh kita melihat antrian puanjaaangg banget, pas ditelusuri bukan antrian OM-nya D&E tapi Monsta X! Wah, jadi ada 3 konser Kpop di Olympic Area ini gaes.
Lokasi gedung konser Nu’est dan Monsta X ini kayak hampir bersebelahan, jadi nggak jauh banget. Tapi, kita belum menemukan gedung konser D&E padahal udah 2 kali muterin tempat yang sama, sampai daku nanya teman dia juga gatau dimana lokasinya. Pas ketemu mas-mas penjaga konser Monsta X, langsung saya nanya yes pake bahasa inggris ala-ala pengucapan korea. “Hello, do you know where is syuju di-en-e concert hall?” Dia langsung ngarahin tuh dengan bahasa tubuhnya, yaudah kita ikutin. Tapi kok ya nggak ketemu juga sampe 3 kali balik dan pada akhirnya gue minta istirahat ke Ka Didi hahahaha.
Tiba-tiba ada segerombolan cewe gitu, kita stop juga sambil nanya tempat konser D&E, nggak tau juga dia. Sampai pada akhirnya kita bertemu bapak-bapak, dan dia bilang “Ah, Di-en-e, olympic hall? This way…”. Kita ikuti arahannya, eh kita malah ketemu lahan parkir, bukan banner konser D&E wkwkwkw gue udah sumpah serapah ya Tuhan maafkan mulut kotor ini. Kata Ka Didi, dia melihat segerombolan cewe bawa koper sedang duduk dibawah pohon sakura, kita lari menuju keramaian itu dan taraaaa, ketemu juga ya gedung konsernya.
Sebagai seorang fans yang belum punya lightstick, saya pengin dong beli LS-nya, tapi pas ngeliat antrian OM, woowww panjang banget dan sayangnya itu belum dibuka pembelian. Oke, kami putuskan untuk tidak mengantri dan meneruskan ittinerary yang sudah tersusun.
Selanjutnya kamu menuju sebuah tempat dimana para SM Stan harus berkunjung! Yes, SM TOWN Coex! Belanja, belanja, belanja. Sayangnya memang susah banget saat itu dapetin LS Super Junior, huhuhu. Jadi saya cuma beli pernak-pernik NCT punya dede. Iya, saya tau NCT dari dia hahaha
Saat kita di SM Coex, Ka Lona sudah menunggu kami di titik temu menuju N Seoul Tower. Yippi. Dia udah kenyang makan ini itu, saya sama Ka Didi belom jajan wkwkw. Mampir mini market dan jajan sebentar lalu jalan ke N Seoul Tower.
Tenaga saya udah setengah tuh ya, karena habis di Olympic Hall hahaha jadi sepanjang jalan menanjak menuju tempat pembelian tiket kereta gantung menuju N Seoul Tower, saya cuma bisa mengeluh sambil memaksakan tubuh ini untuk bergerak. Kalau nggak ada mereka, saya lebih memilih pulang daripada meneruskan perjalanan. Sumpah. Jalan menanjak dan berliku itu panjang sekali, belum lagi naikkin tangga yang kemiringannya udah bikin saya pengin pulang ke Indonesia hahaha
Tibalah kami masuk antrian kereta gantung ditengah sore kota Seoul yang hangat nan cerah, antriannya nggak panjang banget sih, cuma memang sangat amat melelahkan tubuh ini. Kita harus membayar seharga 9.500, setelah punya tiket kita kudu antri lagi dan lebih panjang naik ke lantai dua nggak pakai lift hahaha. Akhirnya turun dari Kereta Gantung, kami disuguhkan dengan berbagai macam pameran buatan tangan beberapa komunitas dan toko gitu, menggiurkan!
Tiket masuk N Seoul Tower kami beli seharga Rp. 72.450 di Klook gaes, jatuhnya lebih murah sedikit dan nggak pake antri gitu lho. Menuju puncak N Seoul Tower, kami menaiki lift super cepat dengan pemandu didalamnya yang menjelaskan tentang observatory ini melalui layar interaktif yang berada di atas kepala kita.
Taraaaaa, tiba dipuncak N Seoul Tower dengan pemandangan Kota Seoul yang membentang luas, nggak lupa juga ada berbagai tulisan nama-nama kota di kaca-nya. Kamu juga bisa menggunakan teropong dengan memasukkan uang koin 10 won atau 50 won kalau nggak salah ya. Dan ada juga toko merchandise-nya dengan berbagai macam pilihan jenis dan harga.
Setelah puas berada di puncak menara ini, kami memutuskan untuk turun dan tulis-tulis di gembok gitu. Kalau kamu mau irit, lebih baik beli gembok dari rumah. HA! Karena kami bertiga dan nggak mungkin pilih gembok besi, jadi pilihan kami jatuh pada gembok ala-ala yang terbuat dari karet. selain harganya murah, pemasangannya juga gampang karena tidak memakan banyak tempat diantara ratusan ribu gembok huhu.
Make a wish and take action! Semoga harapan dan impian yang kami bertiga tulis disana dapat terwujud. Amin.
Sambil menunggu antrian menaiki kereta gantung, kami melihat kedai Teokkpokki dan Odeng yang menggugah selera. Kamu harus coba disini ya, letaknya pas tangga kayu turun menuju stasiun kereta gantung.
Matahari sudah hampir tenggelam ketika kami turun dan bersiap ke Myeongdong untuk….makan. Selain makan, tentunya kami belanja! Yeay!
Disini kami semua hampir menghabiskan tabungan dan uang cash yang kami bawa wkwkwk belanja, makan, dan jastip ala-ala. Iya, karena kami memang tidak menargetkan untuk buka jastip, paling memenuhi kebutuhan teman-teman yang pengin nitip wkwk.
Barang bawaan semakin banyak, perut kenyang, dan jam menunjukkan pukul 8.20 malam, kami memutuskan untuk menuju Pasar Namdaemun. Diskusi sebentar mengenai bagaimana kita tiba dipasar tersebut padahal jaraknya sangat dekat. Pilihan satu, kita harus jalan turun ke kereta bawah tanah, pilihan kedua kita naik taksi dengan harga yang lumayan, atau pilihan ketiga kita naik bus. Setelah konferensi alot, akhirnya kami naik taksi. Jeng jeng jeng jeng! Duarr! Sampai Namdaemun Market, ternyata semua kios tutup, cuma ada toko buah pinggir jalan dan gerobak kecil penjual sumpit yang belum tutup. Sedih banget. Udah jauh-jauh, eh kita nggak ngeh kalau pasarnya tutup sore. Huhuhuhu jadilah cuma beli strawberry disana.
Pulangnya gimana? Itu lokasi pasar memang sudah gelap, ditambah lagi kami kayak sudah terlalu lelah jalan ke stasiun Subway, lantas kami memutuskan untuk pulang naik taksi lagi.
Hmm, petualangan kami masih panjang gaes. Bapak-bapak taksinya nggak paham mengenai alamat yang kami berikan. Sudah saya bacakan menggunakan bahasa korea, sudah juga dikasih alamat lengkapnya, masih aja salah masuk gang hahaha kami pun buta jalan, apalagi mia ya, kalau udah malam suka bingung mana gang masuknya. Hal yang paling kami takuti saat itu, bapak-bapaknya ngomelin kami dan nyuruh turun. Dan ternyata tidak, dia hanya mengumpat dan mengutuk kami menggunakan bahasa Korea dengan suara kecil, begini terjemahannya “Hah, dasar bocah-bocah ini, sialan banget nggak tau jalan pulang udah salah masuk gang pula” hahahahahaha
Setelah berbagai drama dan lelahnya tubuh, kami istirahat dan siap berpetualang pada hari minggu, Eits, karena saya harus nyoblos di Korea Selatan, saya harus berpisah dengan Ka Didi dan Ka Lona seharian! Kok seharian? Tunggu cerita di jilid selanjutnya ya.
Much Love,
MF
Hahaha geblek. Untung sopir taksinya gak nabrakin mobilnya karena kesal hahaha