Angin yang sendu mengajak hati untuk merenungkan sebuah kerinduan pada dia yang tak dapat di deskripsikan pada sebuah kalimat.
Udara yang berhembus mengiringi hati yang kosong tanpa ingatan, semua nya samar tak berbentuk.
Sepi.
Sepi.
Sepi.
Sepi ini kadang mengganggu, kadang pula menjadi jawara di hati yang sedang berkecamuk pada pilihan hidup.
Rindu.
Ku sebut dia dalam diam, Ku ingat dia dalam sepi.
Rindu pada dia yang tak bisa Ku miliki, pada dia yang tak bisa Ku genggam.
Biar angin yang merengkuhnya dalam kesendirian yang melanda.
Agar tenang fikiran dari segala hal yang mampu membunuhnya secara perlahan.
Air yang menetes bukan sebuah pertanda kesedihan, namun sebagai pemandu untuk berteduh.
Bukan sebuah ombak besar yang memaksa untuk segera berlabuh pada dermaga yang megah.
Bukan sebuah guncangan yang mengharuskan berlindung pada hati yang nyaman.
Hanya sebuah pertanda bahwa rindu ini terkirim pada dia yang tak bisa Ku miliki, pada dia yang tak bisa Ku genggam.
Kepada Dia yang Ku rindu.
merasa rindu kadang enggak enak di kalbu… beneran deh
aku kadang sebel kalau rindu sesuatu yang enggak mungkin kembali…
Iya? rasanya pengen disamperin aja biar bisa menghilangkan rasa rindu, tapi apa mau dikata..kita tak bisa mengulang waktu.
Gak ada nama yang dituju ya Mi?
Gak ada, kak. Terlalu frontal untuk disebutkan. Hmm