Ketika kerinduan menyergap dalam kesendirian, apakah aku kuat menahan terpaan angin yang menghasutku?
Aku merindukanmu, aku merindukanmu, aku merindukanmu.
Setiap aku mengingatmu, setiap itu pula kata-kata indah selalu terucap dibibir.
Hati hanya dapat berkata dalam sunyi “aku menginginkanmu untuk berada disisiku sekarang ini”
Namun apa daya, perkataan hati tak dapat terwujud oleh ujaran yang keluar dari bibir.
Kerinduan dan Kesendirian Menyeruak
Ketika sepi melanda kesendirianku, apakah sosokmu akan hadir menemani ku?
Pertanyaan menyesakkan jiwa itu selalu terbesit dalam fikiran.
Kesepian datang ketika kau lenyap dari tatapan mataku.
Kau tak nampak dan kau menghilang begitu saja.
Ketika hampa terasa maka sesak jiwa terasa, apakah kau menyadari itu?
Hampa ketika hari-hari yang kulalui nyatanya tak ada kau didalamnya.
Sesak ketika aku biasa bernafas denganmu, namun pada nyatanya kau tak disisiku.
Ketika kerinduan sampai dititik penghabisan, ketika dua hati tak dapat jua berjumpa, ketika itu pula lelah sekujur tubuh ini merindukanmu yang sesungguhnya fana untuk dunia ku.