Hai teman-teman, gimana kabar nya? Mudah-mudah-an masih dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, amin.Sudah pada ngerti kan kalau ada prolog dari aku pasti bukan postingan berupa rangkaian kata nan puitis ala mia. Kkk.
Okay, postingan ini adalah resume dari hasil diskusi #PojokWB yang merupakan bagian dari
Warung_Blogger bersama kak Danis, udah tau siapa dia itu? Atau masih banyak yang belum tau? Coba cek di blog pribadinya ya
Nah diskusi kali ini mengenai plot dan outline pada penulisan novel. Bagi yang mau membuat novel, yuk simak hasil diskusi yg di mulai dengan tanya jawab biar draft novel nya tambah bagus.hihi
Btw kalau kalian udah paham siapa itu ka Danis, then langsung aja kita masuk ke tanya jawab antara moderator (ka uni dzalika dan kak Danis.
Ka danis ini nih ketua komunitas @bookaholicfund dan sudah beberapa novel orang lain yang outline nya dari bimbingan dia. KEREN kaaaannn!!!
Selanjutnya istilah Q berarti Pertanyaan, dan A adalah jawaban dari ka danis, PS adalah pernyataan dr ka danis. Check this out guys, enjoy!
Q : Bisa dijelaskan dulu, plot dan outline itu, apa sih?
A : Oke, secara umum, outline buat sebuah novel itu semacam peta. Ketika nulis novel, penulisnya harus tau mau nulis apa, tentang apa dan bagaimana isi ceritanya. Nah itu semua harus tercantum dalam outline. Sementara Plot adalah semacam bagian dalam cerita. Cerita utama dalam novel disokong oleh bagian2 cerita lainnya yg disebut sebagai plot.
Q : Berarti untuk membuat novel, outline dan plot wajib ada ya? Aturan ini sama juga dengan buku non fiksi, kak?
A: Wajib banget. Outline dan Plot yg baik akan membantu memudahkan si penulis dalam menulis bukunya. Sama aja..Baik fiksi maupun non fiksi, harus punya Outline dan Plot.
Q : Dampaknya apa kak, kalau kita nggak pakai outline dan plot?
A : Kalau nggak pake Outline, penulis bisa kebingungan saat menulis. Atau parahnya hilang arah karena ga ada ‘pegangan’.
Q : Kalau outline semacam peta, terus kalau sinopsis, itu apa kak? Termasuk ke dalam outline?
A : Sinopsi itu bagian dari Outline. Urutannya: Premis >> Sinopsis >> Plot >> Outline.
Q : Lalu, bagaimana sih cara membuat outline yang benar?
A : Nah ini… bikin Outline yg benar. Sebenarnya ga ada pakem yg baku soal ini. Masing2 penulis punya gaya dan cara tersendiri dalam membuat Outline. Ada yg benar2 buat detail, per bab dikasih catatan harus nulis apa. Ada yg cuma tema-tema utama saja. Intinya sih, Outline itu harus membuat si Penulis tau dia akan menulis apa dan bagaimana.
Q : Terus kak, gimana caranya kita bisa tahu kapan outline yang kita buat itu sudah benar? Atau salah, gimana cara tahunya?
A : Untuk itu kamu perlu orang lain untuk cek outline kamu. Orang-orang kayak aku diperlukan oleh penulis dalam menyusun outline. outlinenya rapi, pembaca outline akan bisa membayangkan isi draft itunya nanti seperti apa. Bahkan sebelum draft itu ditulis. Kalau outlinenya berantakan ya, ga bakal bisa dibayangin isi draftnya itu kayak gimana ketika ditulis. Dengan kata lain, pembaca outline nya kebingungan.
Q : Nulis plot, ini seperti apa, sih?
A : Nah, soal Plot.. Plot itu kan bagian-bagian cerita. Plot secara umum bisa dilihat dari Outline. Namun…Wujud sebenarnya baru bisa dicek setelah draft sudah ditulis. Adakah Plot nya yg bolong, ga nyambung atau parahnya Plotnya berantakan. Itu baru bisa dinilai saat draft sudah ditulis. Dari 1 bagian cerita ke bagian cerita lainnya ada kesinambungannya atau nggak. Dari 1 bab ke bab lainnya nyambung atau nggak
Q : Minimalnya bikin outline ini berapa halaman?
A : Berapa halaman? Seperti yg tadi aku bilang, balik ke masing-masing penulisnya. Jika dia tipikal yg hanya catat tema utama, biasanya 1 halaman sudah cukup untuk outline. Namun ada juga penulis yg buat Outline sangat rinci. Outline nya saja 60 halaman sendiri.(biasanya 8 halaman saja cukup)
Q : Terus gini kak. Kalau memang setiap penulis itu bikin outline dan punya plot, lalu kenapa ada aja novel-novel atau buku non fiksi yang jelek di toko buku? jelek secara objektif ya. Seperti teknik, plot, dsb.
A : Kalau Outline nya sejak awal memang buruk, maka output nya pun akan seperti itu kan? Begini, permasalahannya adalah ga semua penulis punya partner diskusi yg paham tentang outline dan plot.
Q : Output jelek, karena outline jelek. Memangnya editor nggak meriksa dulu sebelum naskah di acc?
A : Editor di penerbit itu jumlahnya kalah banyak sama penulisnya Kak. Jadi ga semuanya bisa tertangani dengan baik. 🙂
Q : Terus gini kak. Tadi di atas dijelaskan untuk membuat buku itu harus ada Premis >> Sinopsis >> Plot >> Outline. Nah, premis ini apa?
A : Premis itu ide cerita. Ide utama sebuah cerita.
Q : Internal tim ini minimal ada berapa orang, ka?
A : Beda-beda, tergantung penulisnya bisa merangkul berapa banyak orang yg bersedia bantu dia untuk cacah naskahnya yg masih mentah. Sebelum benar2 matang untuk diserahkan kepada editor. Misal, aku ambil contoh naskah novel Bingkai Memory yg ditulis oleh Petronella Putri.
Premisnya berasal dari dia, lalu aku yg buatkan 70% kerangka Outlinenya. Ketika dalam penulisan, dia selalu tektok ke aku. Jika ada cerita yg melenceng dari Outline, aku akan pinta dia revisi. Setelah draft pertama selesai. Aku cek ulang dari awal. Dan pinta dia revisi lagi sekitar 3-4 kali. Termasuk revisi total bagian ending. Setelah revisi dari saya selesai, dia pinta salah satu teman kita Uda Sulung Lahitani untuk cek deskripsi lokasi cerita. Lalu direvisi lagi oleh Petronella ini.
Terakhir, sebelum dia setor naskah ke editor Grasindo, dia pinta Rido Arbain untuk cek penulisannya. Typografi dll. Setelah diperbaiki typo dan tatanan kalimatnya baru dia ajukan ke editor Grasindo. Hasilnya, naskah Bingkai Memory diterima tanpa banyak hambatan dan hanya perlu direvisi sedikit oleh tim editor Grasindo.
Q : Lalu, outline ini baiknya ditulis secara pointer atau mind mapping gitu ka?
A : Keduanya bisa. 🙂 balik lagi senyamannya penulisnya aja.
Q : Dalam outline ini, harus nulis juga penokohan, ya?
A : Iya dong. Penokohan, karakter tokohnya seperti apa, dll. Seluruh intrument harus ada dalam Outline. Bisa dibilang, Outline yg baik adalah 50% draft yg sudah dikerjakan.
Q : Boleh dijabarkan, kak? Instrumen apa yang harus ada dalam outline ?
A: 1. Premis 2. Setting 3. Alur/Konsep cerita 4. Tokoh dengan sifat2nya 5. Plot 6. Konflik 7. Ending (Cara menyelesaikan cerita). Kurang lebih itu yg wajib diperhatikan. Aditya Yudis di salah satu novelnya yg sedang dalam antrian meja editor Gramedia, dia Outlinenya 60 halaman sendiri. Dia siapkan biodata tokoh2 di dalam novel. Lalu, detail2 cerita pun ditulis. Misal di bab 1 si tokoh harus melakukan ini… lalu bab 2 dia akan begitu.. dst.
Q : Lalu kak, point penting apa lagi yg garus diperhatikan soal plot?
A : Iya. Kalau Aditya Yudis punya kebiasaan menulis Outline super detail dan lengkap.
Q : Terus outline ini berlaku juga untuk yang sumbu pendek seperti cerpen atau ff, nggak ?
A : Poin penting dari Plot: ceritanya masuk diakal atau nggak. Dan nyambung dengan cerita sebelumnya atau tidak. Untuk cerpen biasanya ga perlu Outline, tp lebih ke premis. Karena tulisannya jauh lebih pendek. One shoot. Beda sama novel yg tulisannya panjang dan banyak bagiannya. Perlu Outline agar penulis ga kepayahan dan hilang arah saat nulis.
Q : Kalau misalnya tulisan kita di blog, itu bisa nggak sih, dibukukan? Sebab banyak banget, dewasa ini org yg nulis dr blog
A : Bisa. Tergantung penerbitnya sih. Biasanya sih Penerbit kalau tertarik dengan blog seseorang, dia akan minta orang itu untuk nulis baru. Atau tulisan yg di blog diminta untuk ditulis ulang dengan versi kebih panjang. Sebab sepengetahuanku, udah jarang penerbit yg mau ambil mentah2 materi tulisan di blog lalu dibukukan.
Q : Contoh kecil. Di sini ada blog warga WB, ajenanjelina.com yang menulis Sex With Ramona di blog dan menjadi cerita bersambung, sebelum diterbitkan. Nah, menurut kk, kalau ada hal serupa (menulis bersambung sblm diterbitkan), baiknya langsung tulis atau tetap membuat outline?
A : Tetap buat Outline dong 🙂 Contoh paling baru adalah salah satu novel terbarunya Rhein Fathia yg terbit di Bentang. Judul novelnya Gloomy Gift. @rheinfathia Draft awal Gloomy Gift oleh Rhein Fathia sevara sengaja diposting di akun Wattpad miliknya. Dia memposting bagian cerita di draft Gloomy Gift sebanyak beberapa bab awal. Untuk teaser kepada pembacanya. Apakah Gloomy Gift ditulis tanpa Outline? Tentu saja tidak. Rhein Fathia tetap punya Outline pegangannya dalam menyelesaikan draft Gloomy Gift.
Q : Kalau ternyata respon pembaca tidak sesuai cdengan jalur outline, gmn tuh kak?
A : Seseorang ga bisa memuaskan semua orang, bukan? Begitu juga dengan penulis yg ga bisa memuaskan semua pembacanya. Jadi kalau ada respon ga sesuai yg diharapkan, Rhein tetap menulis draft Gloomy Gift sesuai Outline yg sudah dia buat.
Okay, lanjut ke sesi tanya jawab, guys. kalau kurang paham, coba pahami lagi dan lagi. Jika masih kurang paham, langsung di hubungi yang bersangkutan ya. haha
Sesi Tanya jawab
Q1: Aku masih rada blunder sama premis kak denis, jadi premis itu ide mentah gitu bukan sih?
A : Kak Mita: Premis itu intisari sebuah cerita. Misalnya ambil contoh film Titanic. Premisnya tentang apa sik? Atau tentang Romeo dan Juliet. Premisnya tentang apa sih? Kedua mahakarya itu premisnya sama bukan? Tentang kisah cinta yg dihalangi oleh sistem kelas dan kasta, namun keduanya saling mencinta dan berani menerobos dogma tersebut. Premis yg sama ada di novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck karya Buya Hamka atau Berkisar Merah karya Ahmad Tohari.
Q2 : Bagaimana kalo dlm menulisss outlinee trnyta kt mengalami kebuntuan?
A : itu tandanya kamu belum sepenuhnya menguasai cerita yg mau kamu tulis. Kalau kamu sudah tau mau nulis apa, harusnya Outline bisa dibuat. hal ini, kamu tau keseluruhan cerita dari awal sampai ending. Kalau hal itu belum dikuasai, Outline ga bakal bisa dibuat dengan utuh. Parahnya, kalau dipaksakan, jadinya adalah Outline yg kurang baik. Untuk itu, dalam membuat Outline pun ga bisa sekali buat lalu jadi. Outline pun perlu direvisi.
Q3 : Kak, kalau seseorang pandai membuat cerita (ceritanya bagus dan keren) namun EYD nya msh suka salah, kira-kira penerbit tetap tertarik gak??
A : Tugas penulis untuk meminimalisir kesalahan tulisan (typo). Penting bagi penulis untuk punya editor aksara. Macam Petronella yg dibantu Rido Arbain.
Q4 : Ka Danis, aku baca Koala Kumal nya Dika dari gagas media masih ada typo. 2 kali, nama tokoh pula. Gimana tuh?
A : Editor dan Proofreader pun manusia. Kesalahan 1 atau 2 kata itu masalah khilaf atau ngantuk aja. Kecuali kesalahan terjadi berkali2. Bisa jadi editornya magabut.
PS : Contoh, salah satu novel terbitan Gagas karya Erwin Arnada. Novel cetakan pertama isinya penuh typo. Dari awal sampai akhir. Ternyata memang ketika cetakan pertama, terburu2 dan ga dicek dengan baik oleh editor aksara dan proofreader. Lalu di cetakan kedua, typonya sudah berkurang jauh. Karena sudah diedit ulang. Aku pun masih terus belajar untuk perhatiin typo saat menulis. Kalau kalian baca tulisanku di blog, pasti kalian bakal liat banyak typo di tulisanku.
Q5 : Kesalahan paling fatal dalam editing apa ya? Dan bagaimana cara memperbaikinya.
A : iya, kita pernah ketemu setelah acara WB kemarin. Kesalahan paling fatal dalam editing? Apa yah? Editor ga menyadari lubang pada Plot, mungkin. Editornya ga cukup awas dalam melihat Plot, sehingga Plot Hole yg ada ga dikoreksi. Hal ini bisa merusak isi cerita secara keseluruhan jika Plot memiliki lubang. Akan terjadi ketidaksinambungan dalam cerita nantinya. Memperbaiki Plot Hole? Ya revisi. Tambahkan cerita untuk menyambungkan bagian yg bolong. Tp resikonya ya bisa revisi secara keseluruhan.
terimakasih atas sharing ilmunya yaa, saya memang sedang membutuhkan ilmu tentang penulisan outline pada novel. dan kalau boleh tau bagaimana caranya untuk bisa bergabung dan berdiskusi bersama di WB?
sama-sama. hmmm coba follow twitter nya webe deh @warung_blogger . nnt biasanya tiap weekend selalu added member baru untuk #PojokWB (grup whatsapp). biasanya kita diskusi tiap weekdays, sharing info juga.hehe
Thankyou so much ya:)
you’re welcome ^^
Kak, bagaimana caranya bergabung dalam komunitas ini dan mendapat bimbingan ??
terima kasih
hai, cindy. kamu bisa gabung dengan komunitas Warung Blogger kok, buka aja di warungblogger.org atau cek di twitter @warung_blogger untuk tau lebih lanjut gimana cara untuk bisa gabung di grup. untuk diskusi seperti ini, ha itu tergantung, yang berarti bukan setiap saat ada diskusi seperti ini hehe