Aku mau liburan ke Korea, tapi takut ngga approved karena rekening koran nih.
Aku mau ngajuin visa, tapi ngeri-ngeri sedap sama nominal uang di rekening.
Siapa yang sering banget punya kekhawatiran seperti ini ketika mau apply visa ke beberapa negara yang dituju?
Tenang, kamu nggak sendirian guys. Saya kala itu juga sempat dag-dig-dug, tapi kemudian saya perkuat teori mengenai jumlah nominal di rekening sebagai salah satu syarat kelengkapan dokumen pengajuan visa, dengan membaca beberapa review-review para traveller dan artikel-artikel perihal biaya hidup disuatu negara.
Biaya hidup disetiap negara tentunya berbeda dengan Indonesia, karena gaya hidup dan mata uang. Yes, konversi mata uang rupiah ke beberapa mata uang negara lain memang memiliki nilai yang lumayan jauh perbedaannya. Ada yang lebih murah, ada pulang yang lebih mahal daripada Indonesia.
1. Memprediksi Biaya Hidup
Sudah sering baca artikel perihal biaya hidup paling mahal sedunia? Kebanyakan dari list 10 besar tersebut adalah negara-negara Eropa lho guys. nah, untuk itu, kita ambil contoh untuk biaya hidup di salah satu negara Eropa yang pernah saya singgahi beberapa waktu silam, Belgia.
Bisa kita ambil contoh yaitu membeli air minum 1 botol ukuran 600ml di Eropa seharga €2.5 yang jika dikonversikan ke mata uang rupiah senilai Rp. 37.500 dengan rate €1 = Rp. 15.000.
Mahal bukan? Yes, jelas mahal bagi kami rakyat jelata yang punya mimpi keliling dunia haha. Tapi kembali lagi, memang standar hidupnya seperti itu. Dalam sekali makan, baik makan malam atau siang, menu makanan akan berada di harga €5-10 untuk satu porsi.
Mengacu pada artikel dari kompas.com, Korea Selatan berada diurutan ke-9 negara dengan biaya hidup paling mahal di dunia. Percaya? Saya sih nggak percaya, karena saya masih bisa hidup disana selama 9 hari hahaha sombong najis.
Untuk rate mata uang Korea Selatan dengan Indonesia seperti ini contohnya ya, saya ambil rate tertinggi dari 12.25 karena belum tentu saat tukar ke money changer dengan rate yang sama.
₩1 = Rp. 13
₩1.000 = Rp. 13.000
Dengan uang ₩1.000 kamu bisa dapat 1 porsi tteokpokki di kedai pinggir jalan Seoul. Sedangkan untuk 1 porsi bbimbimbap berkisar antara ₩8.000-₩10.000. Lalu kamu kali-kan untuk 3 kali makan deh, sudah terbayang belum? Yes, di Korea Selatan rata-rata pengeluaran sehari itu senilai Rp. 1.000.000-1.500.000, jika kamu akan tinggal selama 5 hari, setidaknya uang yang ada di rekening senilai Rp. 5.000.000 – 8.000.000.
2. Perbaiki Rekening Koran
Setiap ada teman yang tanya perihal visa, saya selalu menekankan untuk memperbaiki rekening. Ha? Maksudnya?
Karena rekening menjadi salah satu syarat dokumen penting dalam pengajuan visa suatu negara, ambil contoh Korea Selatan yang mengharuskan untuk melampirkan print out rekening koran 3 bulan terakhir. Gimana cara memperbaikinya?
Pertama, pastikan kamu punya sumber dana yang jelas pada rekening tersebut. Misalnya kamu punya gaji yang di transfer perusahaan, pemasukkan omset penjualan, dan lainnya. Pastikan 3 bulan terakhir tersebut memiliki sumber dana dari satu atau lebih sumber yang jelas.
Kedua, gunakan uang yang mengendap secara wajar. Jika pemasukan senilai 2jt, maka pengeluaran tidak lebih dari 11jt dalam kurun waktu 3 bulan tersebut. Nggak menutup kemungkinan kalau memang saldo rekening kamu ada 3 digit, yang jelas, buatlah transaksi keuangan dengan nominal yang wajar.
Ketiga, pastikan tidak ada uang masuk secara tiba-tiba dengan nominal maha dahsyat dari sumber dana bulanan yang ada. Misalnya kamu dikirimkan dana senilai 30jt pada bulan kedua, secara logika itu pasti jadi pertanyaan uang dari mana, untuk keperluan apa, kenapa ditransfer sejumlah demikian.
Dari 2 tips diatas, saya akan kasih tips bagaimana kamu mengontrol keuangan di rekening koran yang dilampirkan saat melakukan pengajuan visa suatu negara.
– Pastikan waktu traveling yang tepat.
Untuk saya yang penghasilannya tidak seperti sultan, saya memikirkan jadwal travelling dari 6 bulan sebelumnya. Hal ini dikarenakan untuk kalkulasi jumlah saldo di rekening saya agar tepat dan pas saat pengajuan visa tersebut. Jadi saya memastikan berapa uang yang bisa saya tabung perbulannya untuk mencukupi biaya hidup disana
– Boleh pinjam uang orang lain
Pinjam disini hanya sebatas nominal guys, kala itu saya juga demikian. Jadi, saya rencana pergi bulan April, dan melakukan pembuatan visa pada bulan maret. Berarti print out rekening koran yang dibutuhkan adalah bulan Desember, Januari dan Februari.
Setelah kalkulasi jumlah uang dimiliki dari sumber dana gaji saat itu, saya pinjam uang dengan nominal kecil pada bulan November yang menjadi saldo mengendap pada print out rekening bulan Desember. Sampai sini kmau sudah paham belum, guys?
Oh ya, uang ini ketika visa sudah approved, saya kembalikan guys. Karena memang perlunya hanya untuk memperbagus bukan untuk digunakan. ehe
– Stop gaya hidup hedon
Selama proses perbaikan rekening koran, saya benar-benar stop nongks di starbak, atau ketika diajak nongsk oleh wankawan. Asli deh, uang kamu sangat terjaga pengeluarannya dan lebih hemat 25%. Beli skincare juga tahan-tahan dulu, apalagi makan bareng diluar gitu, aku rela makan nasi doang demi nabung ke Korea kala itu. Tapi memang rejeki nggak ada yang tau, padahal lagi hemat eh ada aja rejekinya buat beli green tea latte. HAHAH
Nah, itu deh tips dan solusi mengenai keuangan dalam pengajuan visa kesuatu negara untuk keperluan jalan-jalan. Gapapa dong bersusah dulu bersenang kemudian. Yes, pada akhirnya dari menabung dan tidak banyak hura-hura bisa membuat tabungan saya menyentuh dua digit kala itu. wkwkw